Full width home SAKONGKIU

Post Page SAKONGKIU [Top]

https://goo.gl/P5RCbw https://goo.gl/eNkQDB
 Pada ketika saya bekerja pada sebuah perusahaan besar  dikawasan kota Denpasar yang beranjak pada bidang penjualan mobil-kendaraan beroda empat baru kira-kira tiga tahun yg lalu, disanalah aku  kenal poly perempuan  -perempuan   cantik yg hampir setiap hari aku  jumpai. Mulai dari perempuan   yang keibuan hingga dengan perempuan   yang haus akan kebutuhan laki-laki . Ketika aku  hendak pulang dari tempat kerja, kira-kira pukul 05.00 WITA, tiba sepasang suami istri yg bermaksud buat melihat mobil baru yang dipajang pada pada ruang pameran. Kemudian selesainya kami berbincang-bincang agak cukup lama  , akhirnya Bapak Lilis dan Ibu Lilis menyepakati untuk membeli satu unit mobil keluaran terbaru & aku  berjanji buat mengirimkannya pada esok hari.
Hari Sabtu kira-kira pukul 10.00 WITA, sinkron dengan janji aku  buat mengirimkan satu unit kendaraan beroda empat ke Bapak Lilis. Dengan seseorang sopir perusahaan, kemudian aku  bergegas meluncur ke tempat tinggal   Bapak Lilis.
“Selamat Pagi.., Bapak Lilis terdapat..?” tanyaku kepada pembantunya yang membukakan pintu depan tempat tinggal   Bapak Lilis.
“Bapak sedang jemput tamunya pada Airport. Maaf bapak siapa..?” tanya pembantunya sambil memperhatikan aku .
“Saya Dimas.. Dari xx Company mau hantarkan Mobil baru buat Ba..?” belum sempat habis keterangannku kemudian Ibu Lilis datang berdasarkan arah tangga rumahnya.
“Ooh.. Bapak Dimas.. Mari masuk..?” sahut Ibu Lilis mempersilahkan aku  masuk ke ruang tamunya.
Dengan pakaian senam yang masih menempel ditubuh Bu Lia sembari menyeka keringat dengan handuk putihnya nampak sexy sekali dan tampak lebih belia berdasarkan usianya. Yang aku  perkirakan umurnya nir lebih dari 32 tahun. Sementara itu pembantunya diberi kode buat berbagi saya dan sopirku suguhan orange juice, lalu Ibu Lilis masuk ke kamarnya untuk mengubah pakaian. “Sesuai dengan permintaan Bapak & Ibu, ini kami kirimkan mobil sesuai dengan warna yg Ibu minta kemarin dan tolong di cek keadaan kendaraan beroda empat sekaligus nanti akan aku  perkenalkan cara pemakaian berikut dengan garansinya.” Dengan penuh teliti Ibu Lilis memperhatikan unit mobinya sambil minta pengarahan tentang spec mobilnya.
“Dari cara Ibu pegang persenelingnya, nampaknya Ibu sudah berpengalaman naik Mobil. Hanya saja buat melepas hand rem-nya Ibu tekannya kurang keras. Jadi hand rem-nya nggak sanggup turun. Maklum kendaraan beroda empat baru Bu..!” jawabku menjawab pertanyaan Ibu Lilis. Yang ternyata jawabanku membuat wajah Ibu Lilis memandangiku serius.
“Saya merasa nyaman duduk di kendaraan beroda empat ini, dan bagaimana kalau aku  coba dulu, tapi tolong ditemani ya.. Agak takut juga soalnya kendaraan beroda empat baru..?” pinta Ibu Lilis dengan suara khasnya.
“Jangan khawatir Bu, kendaraan beroda empat ini bergaransi 3 tahun & saya siap menemani Ibu buat mencobanya.”
Dalam bepergian mengitari pantai pada Kuta akhirnya obrolanku dengan Ibu Lilis semakin akrab. Dan aku  memberikan ke Ibu Lilis buat membeli variasi & acesoris buat mempercantik mobilnya.
“Nanti kendaraan beroda empat ini kan.. Dipakai bunda sendiri.., jadi tinggal tambah sedikit acesoris, saya yakin penampilan Mobil ini sama cantiknya menggunakan penampilan yg mengendarainya.”
Dengan senyumannya yg susah buat diartikan akhirnya Ibu Lilis mempertimbangkan penawarannku. Aku berharap Ibu Lilis menyetujui ideku, karena saya mampu lebih poly cerita & mendapat fee dari pembelian acesoris di toko langgananku. Seperti biasa bila dalam hari senin biasanya orang-orang malas buat bekerja, demikian juga denganku. Lantaran hari minggu kemarin seharian aku  di kampung karena terdapat upacara Agama, dan sangat melelahkan buat pulang ke Denpasar sebab jeda kampungku dengan loka saya bekerja pada Denpasar relatif jauh. Kira-kira 2 jam baru hingga. Dan dalam hari senin itu aku  menerima telpon berdasarkan temanku & katanya ada seseorang wanita yg nunggu aku  pada counter. Kemudian aku  bergegas turun menurut ruanganku pada lantai atas.
“Oh.. Ibu Lilis.. Selamat pagi.. Apa khabar..?” tanyaku kepada Ibu Lilis dengan perasaan kaget & risi.
Kaget karena Ibu ini nir menelpon saya terlebih dahulu kalau dia mau ke kantor, & khawatir jikalau kendaraan beroda empat yang aku  kirim hari Sabtu bermasalah.
https://goo.gl/eNkQDB
“Baik..!” jawab Ibu Lilis singkat. “Bisa saya bantu Bu..” tanyaku ke Ibu Lilis sambil memperhatikan pakaian yg melekat cocok dengan tubuh Ibu Lilis yg misalnya foto Model iklan. Sungguh cantik menggunakan kaca mata merek Versace yang siselipkan diantara rambutnya yang disemir merah keemasan. Wajah yang manis sesuai menggunakan sandang feminim layaknya seperti perempuan   karir menggunakan rok kecil-nya terlihat kentara bulu halus tertata rapi dikakinya.
“Begini Pak Dimas.. Sesudah aku  pikir-pikir kemarin mengenai pemasangan dan pembelian acesoris, aku  memutuskan buat mengikuti saran menurut Bapak Dimas. Jadi hari ini saya tiba kesini buat menyebutkan itu & aku  berharap bila Bapak nir ada jadwal atau program, izin Bapak Dimas yg mengantarkan aku  ke toko variasi langganan Bapak”. Pinta Ibu Lilis. “Kebetulan hari ini saya tidak terdapat jadwal, jadi aku  siap buat mengantarkan Ibu. Tapi tolong jangan resmi gitu manggil aku  Bapak. Panggil saya Dimas aja Bu.. Ya..?” pintaku kepada Ibu Lilis lantaran saya merasa risih dipanggil Bapak. Lantaran umurku masih 30 tahun dan dibawah umur Ibu Lilis.
Lantaran relatif lama   pemasangan acesoris yang dilakukan sang sebuah toko variasi, maka kesempatan itu aku  gunakan ngobrol dengan Ibu Lilis yg saya baru memahami jikalau Ibu Lilis memiliki perasaan yang sama untuk mencapai satu tingkatan arti dari sebuah rendezvous yang membawa saya dan Ibu Lilis ke sebuah episode kisah romantisme yg sulit buat dilupakan hingga akhir. Setelah mobil terselesaikan terpasang, saya dan Ibu Lilis keluar menurut toko variasi dan Ibu Lilis mengajakku buat makan siang beserta pada sebuah restoran. Tetapi saya halangi ke tempat restoran yang Ibu Lilis tunjukkan. “Saya punya sahabat baru buka restoran.. Bagaimana jikalau kita kesana buat mencoba menu barunya. Barangkali ada yg istimewa disana..?” kataku sedikit bohong karena restoran yg saya sebutkan diatas adalah restoran menggunakan hotel yang biasa aku  gunakan buat kencan dengan mantan pacarku dulu.
Selagi makan siang, aku  kasih kode kepada waiters buat memesan kamar. Ketika Ibu Lilis membayar Bill-nya ke Kasir, saya ambil kunci kamar no 102 buat short time.
“Bu.. Karena baru jam 02.00 bagaimana kalu kita ngobrol lagi di sebelah restoran ini.?” Tanpa sempat bertanya tangan Ibu Lilis telah saya gandeng buat masuk kamar 102.
“Dimas.. Kamu nakal ya..?” demikian tanya Ibu Lilis.
“Sedikit Bu.. Tapi asyik jikalau kita ngobrol nggak dipandang orang-orang disekitar.” jawabku mengalihkan perhatiannya.
Sambil kusentuh halus jari jemarinya karena menurut pengalamanku orang yg berbintang virgo seperti Ibu Lilis ini, rangsangan plus-nya terdapat di telapak tangan selain rangsangan bagian lainnya yg generik dipunyai seseorang wanita.
“Mmmh kamu romantis ya Dim..?” tanya Ibu Lilis mungkin karena rambut yg terurai rapi sebahu itu saya sentuh dengan tanganku lalu aku  cium rambutnya yg harum bak kembang setaman yang membuat bibir Ibu Lilis mengungkapkan seperti itu. “Terus jelas aku  paling bahagia memperlakukan perempuan   seperti ini Bu.. Tanpa dibuat-buat. Walau kadang pendapat orang bilang bila telah ketemu wanita cantik pasti nafsunya yg nomer satu. Tapi bagiku, perasaan yg timbul dulu baru nafsu. Sebab dulu aku  pernah satu kali ke lokalisasi menggunakan nafsu namun rasanya hambar. Nikmatnya hanya sekejab. Lain menggunakan perasaan. Begitu mempesona dan mengasyikkan. Atau.. Ibu mau membedakan mana perasaan dan mana nafsu..?” tanyaku sembari melirik matanya pada sela rambut yang tersingkap sang hembusn angin AC di ruangan 102.
Ketika pikiran Ibu Lilis masih menerawang jauh, kudekatkan bibirku menggunakan bibir sensualnya Ibu Lilis & mulai terasa hangat ketika pengecap kami saling sedot & bermain-main. Kemudian pelan-pelan aku  tanggal ciumanku untuk merogoh 2 irisan mentimun yg saya ambil ketika saya makan siang tersebut. Kusuruh Ibu Lilis buat memejamkan matanya. Agar aku  sanggup taruh irisan mentimun layaknya misalnya orang facial. “Setelah saya tutup mata Ibu.. Kini   tolong fokuskan pikiran Ibu kepada satu tujuan & pikirkan seolah-olah Ibu sedang mandi mengenakan kain sutra tipis pada sebuah sungai yg airnya bersih, hening, & tenang. Disaat Ibu mandi itu.. Pikirkan bahwa ada laki-laki  tiba [Dimas] menghampiri Ibu berbisik mesra & mencium leher dan bibir bunda kemudian melepaskan kain sutra yg mak   kenakan [dan aku buka pakiannya], kemudian menjilati semua anggota tubuh Ibu satu-demi-satu mulai berdasarkan jari kaki Ibu, betis Ibu, paha mulus Ibu, pusar Ibu, puting susu bunda hingga ketitik rangsangan yg paling didamba kaum laki-laki  yaitu kemaluan Ibu yg merah delima.”
Seperti ada yang menggerakkan, tubuh Ibu Lilis berkecimpung halus mengikuti irama jilatanku.
“Ohh.. Shhshh..?” Suara Ibu Lilis bergairah.
Dan memang saya sengaja bercerita fantasy seperti itu, Agar permainannya nanti lebih nikmat dan menjiwai. Kemudian ke 2 kaki Ibu Lilis aku  angkat pelan, kuamati gumpalan kecil diantara rambut yg tertata rapi disela selangkangannya, kuautr lidahku agar bisa masuk ke lubang vagina Ibu Lilis, & terasa sekali bau spesial   kemaluan wanita yg membuat saya tambah bergairah. Kubiarkan kedua tangan Ibu Lilis meremas rambutku, kubiarkan ke 2 paha Ibu Lilis menjepit kepalaku indikasi bahwa gairah nafsu Ibu Lilis telah mulai naik. Hingga mata Ibu Lilis yang masih terpejam dan tertindih irisan mentimun itu dibukanya sendiri. Karena tidak kuasa menunda geli.
“Uhh.. Terus sayang.. Aku menikmatinya..! Ohh.. Jangan di lepas..!” Kata Ibu Lilis memintaku untuk nir melepaskan jilatanku. Kemudian tubuhku saya kembali mendekati wajah Ibu Lilis dan tanpa dikomando kemaluanku telah dipegang tangan kirinya dan menggunakan gerakan maju mundur mulutnya sudah mengulum Penisku yg sudah menegang itu.
“Auchh.. Sedot terus Bu..? Pintaku dengan nafas mulai nggak teratur.
“Say.. Please..?” Suara Ibu Lilis penuh gelora nafsu meminta penisku buat dimasukkan.
Pelan dan pasti kumasukkan penisku ke lubang vagina Ibu Lilis yang masih rapet.
“Ochh.. Mmhh..?” desah Ibu Lilis sambil menggigit bibir sensualnya menahan geli.
Dengan gerakan pelan-cepat-pelan-cepat menciptakan mata Ibu Lilis merem melek seperti orang kelilipan. Sedikit demi sedikit pantat Ibu Lilis mulai beliau goyangkan mengikuti irama gerakanku. Sekali-sekali gerakannya diatur sedemikian rupa sebagai akibatnya membuat penisku misalnya dijepit vaginanya.
“Ohh.. Sayang.. Aku mau seperti ini terus..?” pinta Ibu lilis sambil mendekap erat tubuhku yg telah mulai berkeringat.
“Aku jua..!” kataku menahan geli.
https://goo.gl/eNkQDB
Aku pompa terus kemaluanku, kemudian kumiringkan badanku sehingga tubuhku & tubuh Ibu Lilis sama-sama miring. Kusuruh tangan kiri Ibu Lilis buat mengankat dan memegang paha putihnya, lalu puting susu yang bentuknya seperti belum pernah pada sedot orang lain, saya gigit mini   & kujilati sampai putingnya menegang. Sementara tangan kananku [jari tengah] kumainkan di daerah klitoris kemaluan Ibu Lilis. Terlihat tubuh Ibu lilis bergetar menahan geli yang teramat nikmat.
“Sayang.. Aku geli sekali.. Seperti.. Ochh!” nir sempat Ibu Lilis melanjutkan percakapannya karena spermanya keburu muncrat dan membasahi kemaluan dan butir pelirku.Ceriita sex tante
“Ochh.. Ssshh..!!” bunyi terakhir Ibu Lilis melepaskan cengkeraman tangannya di bahuku.
“Seperti apa..?” tanyaku melanjutkan pertanyaan Ibu Lia yang belum sempat Dia jawab lantaran spermanya keburu keluar. Dan pinggangku dicubitnya keletah.
“Seperti.. Ochh.. Aku geli lagi sayang.. Puasin saya sekali lagi?” pinta Ibu lilis meminta untuk ke 2 kalinya.Dengan gairah yang menggebu-gebu, kuubah-ubah posisiku agar Ibu Lilis nggak merasa bosan. Aku ulangi lagi genjotanku sampai tubuh Ibu Lilis menggeliat misalnya cacing kepanasan. Untuk kedua kalinya kulihat tubuh Ibu Lilis seperti orang kejang-kejang. Pantatku ditekannya, ad interim bibirnya mendesah sembari menjilati kedua sisi bibirnya yang terbungkus lipstik merah jelas.
“Yang.. Kita keluar sama-sama yuk..?” kata Ibu Lilis.
“Ya.. Sebentar lagi spermaku mau keluar. Ibu rasakan nggak kontolku semakin menegang.?” jawabku.
“Oh.. Iya..” sahut ibu Lia sambil melihat kemaluanku dan kemaluan Ibu Lilis yg tengah beradu buat mencapai titik kenikmatan.
“Ochh.. Sshh.. Ochh” sengaja kudekatkan desahanku ke pendengaran ibu lilis. Saat itu juga pendengaran Ibu Lilis yg higienis, aku  gigit nakal & dengan lidahku aku  jilati lubang telinganya hingga ketua Ibu Lilis geleng-geleng kegelian.
“Auchh.. Ouchh.. Crot.. Crot.. Crot.. Ouchh..!”
“Uachh.. Gila.. Ouchh..” akhirnya aku  dan Ibu Lia sama-sama mengeluarkan sperma yg keluar dari kemaluan kami masing-masing.Setelah cukup lama   permainan ngesek itu berlangsung, kemudian saya dan Ibu Lilis bergegas meninggalkan kamar hotel yang poly memberiku pengalaman bercinta. Demikian juga petualanganku menggunakan Ibu lilis yang terus berlanjut hingga satu tahun, tanpa hambatan berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Bottom Ad [Post Page]

| Desain oleh cibai SAKONGKIU.com