Hari Senin itu merupakan hari kerja pertama bagi Shinta. Saat itu Shinta terlihat sedang sibuk pada kantornya. Walau gajinya sebagai sekretaris nir seberapa besar akan tetapi dia menggunakan senang hati melakoni profesinya itu. Saat dia sedang menyiapkan beberapa arsip buat diberikan pada supervisornya dalam laporan bulanan rapat sore nanti, datang-tiba saja perutnya terasa sakit tidak karuan.
Segera saja beliau bangkit dari duduknya menuju kamar kecil di ruang belakang kantornya. Saking buru-burunya, beliau tidak membaca lagi goresan pena atau gambar yg memberitahuakn bahwa WC itu buat laki-laki atau buat perempuan . Ia eksklusif masuk saja. Namun.., begitu datang di pada WC itu, dia melihat seorang laki-laki bertubuh atletis sedang pipis. Ups! Pria itu terkejut & menoleh.., “Eh Shinta.., engkau galat masuk.., ini WC laki-laki ..” Shinta terkejut setengah mati. Ternyata sang supervisor sedang pipis di situ. Dan tanpa sengaja, kedua mata Shinta terarah pada benda panjang bulat dari ritsluiting celana panjang yang sedang dipegang sang supervisor. Ternyata batang kemaluan si supervisor belum dimasukkan ke sarangnya. Dengan muka tersipu memerah karena memalukan, Shinta membuang mukanya dan segera ingin berlalu berdasarkan loka itu. Sial..! Gerutunya pada hati.
Tapi rupanya si supervisor tidak ingin membuang kesempatan emas itu. Dengan sigapnya tangan Shinta ditarik & tubuhnya disandarkan ke tembok. “Shin.. Sudah usang sebenarnya saya ingin menikmati keindahan tubuhmu.. Pasti kau pula pernah mendengar bahwa pada tempat kerja ini yang paling perkasa adalah aku .. Nah sekarang datang saatnya kita mencoba apa yang kamu dengar dari sahabat-teman..”
Mendengar itu Shinta kaget 1/2 mangkat . Ia tidak menyangka bahwa supervisor yg sangat dihormati karena kharismanya, memiliki hati yang demikian bejadnya. “Tapi Pak.., saya sedang sakit perut nih.., lagian Bapak ‘khan supervisor aku .., masa Bapak tega melakukannya dalam saya?”
“Oh.., jangan kuatir Shin.., cuma sementara waktu kok.. Ibu Edi saja pernah melakukannya denganku kok..”, istilah si supervisor sembari menggunakan kasar membuka kancing stelan atas yang digunakan Shinta. “Ja.., jangan Pak.., tolong jangan.., jangan lupa posisi Bapak pada tempat kerja..”, jerit Shinta. “To.., tolong.., tolong..!”, tampak Shinta berusaha meronta-ronta karena tangan si supervisor mulai masuk ke dalam BH-nya yg berukuran super besar , 38C. Dan.., bret.., bret.., baju Shinta terlihat telah sobek di sana sini.. Dan menggunakan sekali hentakan, BH Shinta turun & jatuh ke lantai. Walau telah berusaha mendorong & menendang tubuh atletis itu, namun nafsu si supervisor yang telah demikian buas terus membuatnya sanggup mencengkeram tubuh mulus Shinta yg kini hanya mengenakan celana pada dan terus menghimpitnya ke tembok WC itu.
Tapi rupanya si supervisor tidak ingin membuang kesempatan emas itu. Dengan sigapnya tangan Shinta ditarik & tubuhnya disandarkan ke tembok. “Shin.. Sudah usang sebenarnya saya ingin menikmati keindahan tubuhmu.. Pasti kau pula pernah mendengar bahwa pada tempat kerja ini yang paling perkasa adalah aku .. Nah sekarang datang saatnya kita mencoba apa yang kamu dengar dari sahabat-teman..”
Mendengar itu Shinta kaget 1/2 mangkat . Ia tidak menyangka bahwa supervisor yg sangat dihormati karena kharismanya, memiliki hati yang demikian bejadnya. “Tapi Pak.., saya sedang sakit perut nih.., lagian Bapak ‘khan supervisor aku .., masa Bapak tega melakukannya dalam saya?”
“Oh.., jangan kuatir Shin.., cuma sementara waktu kok.. Ibu Edi saja pernah melakukannya denganku kok..”, istilah si supervisor sembari menggunakan kasar membuka kancing stelan atas yang digunakan Shinta. “Ja.., jangan Pak.., tolong jangan.., jangan lupa posisi Bapak pada tempat kerja..”, jerit Shinta. “To.., tolong.., tolong..!”, tampak Shinta berusaha meronta-ronta karena tangan si supervisor mulai masuk ke dalam BH-nya yg berukuran super besar , 38C. Dan.., bret.., bret.., baju Shinta terlihat telah sobek di sana sini.. Dan menggunakan sekali hentakan, BH Shinta turun & jatuh ke lantai. Walau telah berusaha mendorong & menendang tubuh atletis itu, namun nafsu si supervisor yang telah demikian buas terus membuatnya sanggup mencengkeram tubuh mulus Shinta yg kini hanya mengenakan celana pada dan terus menghimpitnya ke tembok WC itu.

Karena merasa konfiden bahwa beliau telah tidak sanggup lari lagi dari sana, Shinta hanya mampu pasrah. Sekarang lisan si supervisor telah mulai menghisap-hisap puting susunya yg akbar. Persis misalnya bayi yang baru lahir sedang menyusu ke ibunya. Gairah dalam diri Shinta tiba-tiba timbul & bergejolak. Dengan sengaja diraihnya batang kemaluan si supervisor yg sudah berdiri dari tadi. Dan dikocok-kocokknya menggunakan pelan. Memang batang kemaluan itu amat akbar & panjang. “Wah, niscaya lezat nih kalo ngisi lubang gue.., udah usang gue ngangenin btg kenikmatan yang segini besar dan panjangnya..”, pikir Shinta pada hati.
Sementara itu tangan si supervisor pun sudah melepaskan semua celana pada putih yg dikenakan Shinta.. Dan si supervisor pun ikut membuka semua pakaiannya.., sampai kini keduanya sama-sama pada keadaan tanpa pakaian selembar benangpun. Si supervisor mengangkat kaki kanan Shinta ke pinggangnya lalu dengan perlahan ia memasukkan btg kemaluannya ke liang kewanitaan Shinta. Bles.., bless.., jebb.., 1/2 berdasarkan btg kemaluan itu masuk dengan paripurna ke liang surga wanita yg rupanya telah tidak lagi perawan itu. Shinta terbeliak kaget mencicipi besarnya batang kemaluan itu pada dalam liang kewanitaannya. Si supervisor terus saja mendorong maju btg kemaluannya sambil mencium dan melumat bibir Shinta yang seksi itu. Shinta tak mau kalah. Ia pun maju mundur menghadapi serangan si supervisor. Jeb.., jeb.., jebb..! Batang kemaluan yg besar itu keluar masuk berkali-kali.. Shinta hingga terpejam-pejam merasakan kenikmatan yg tiada taranya.. Sakit perutnya pun telah terlupakan.
Sepuluh mnt lalu, mereka berganti posisi. Shinta kini berpegangan ke permukaan kloset dan pantatnya di hadapkan ke si supervisor. Melihat pemandangan menggairahkan itu, tanpa membuang-buang ketika lagi si supervisor segera memasukkan btg kemaluannya menurut arah belakang kemaluan Shinta.., bless.., bless.., jeb.., jebb..! Si supervisor menggunakan asyik melakukan aksinya itu. Tangan kanannya berusaha meraih payudara Shinta sambil terus menusukkan batang kemaluan supernya ke kewanitaan Shinta.
“Bapak duduk aja kini di atas kloset ini.., biar kini gantian saya yang aktif..”, kata Shinta pada tengah-tengah permainan mereka yang penuh nafsu. Supervisor itu pun menurut. Tanpa menunggu lagi, Shinta meraih btg kemaluan yg telah 2 kali lebih keras dan besar itu, buat segera dimasukkan ke liang kenikmatannya. Ia pun duduk naik turun pada atas batang kemaluan ajaib itu. Sementara ke 2 mata si supervisor terpejam-pejam merasakan kenikmatan surgawi itu. Kedua tangannya meremas-remas gunung kembar Shinta. “Ooh.., oh.., ohh..”, erang Shinta penuh kenikmatan.
Batang kemaluan itu begitu kuat, kokoh dan keras. Walau telah berkali-kali ditusukkan ke depan, belakang, maupun dari atas, belum jua memperlihatkan akan menyemburkan cairan putih kentalnya. Melihat itu, Shinta segera turun menurut pangkuan supervisor itu. Dengan penuh semangat ia meraih batang kemaluan itu buat segera dimasukkan ke mulutnya. Dijilatnya menggunakan lembut lalu dihisap & dipilin-pilin menggunakan lidahnya.. Ooh.., oh.., oohh.., kali ini ganti si supervisor yang mengerang karena mencicipi kenikmatan. Lima belas mnt lalu, paras si supervisor tampak menegang dan dia mencengkeram pundak Shinta dengan sangat erat.. Shinta menyadari apa yg akan terjadi.., tapi ia tidak menghiraukannya.., dia terus saja menghisap batang kemaluan ajaib itu.., & benar.., crot.., crot.., crott..! Semburan air mani masuk ke dalam verbal seksi Shinta tanpa mampu dihalangi lagi. Shinta pun menelan seluruh mani itu termasuk menjilat yg masih tersisa di btg kemaluan supervisor itu dengan lahapnya.
Sementara itu tangan si supervisor pun sudah melepaskan semua celana pada putih yg dikenakan Shinta.. Dan si supervisor pun ikut membuka semua pakaiannya.., sampai kini keduanya sama-sama pada keadaan tanpa pakaian selembar benangpun. Si supervisor mengangkat kaki kanan Shinta ke pinggangnya lalu dengan perlahan ia memasukkan btg kemaluannya ke liang kewanitaan Shinta. Bles.., bless.., jebb.., 1/2 berdasarkan btg kemaluan itu masuk dengan paripurna ke liang surga wanita yg rupanya telah tidak lagi perawan itu. Shinta terbeliak kaget mencicipi besarnya batang kemaluan itu pada dalam liang kewanitaannya. Si supervisor terus saja mendorong maju btg kemaluannya sambil mencium dan melumat bibir Shinta yang seksi itu. Shinta tak mau kalah. Ia pun maju mundur menghadapi serangan si supervisor. Jeb.., jeb.., jebb..! Batang kemaluan yg besar itu keluar masuk berkali-kali.. Shinta hingga terpejam-pejam merasakan kenikmatan yg tiada taranya.. Sakit perutnya pun telah terlupakan.
Sepuluh mnt lalu, mereka berganti posisi. Shinta kini berpegangan ke permukaan kloset dan pantatnya di hadapkan ke si supervisor. Melihat pemandangan menggairahkan itu, tanpa membuang-buang ketika lagi si supervisor segera memasukkan btg kemaluannya menurut arah belakang kemaluan Shinta.., bless.., bless.., jeb.., jebb..! Si supervisor menggunakan asyik melakukan aksinya itu. Tangan kanannya berusaha meraih payudara Shinta sambil terus menusukkan batang kemaluan supernya ke kewanitaan Shinta.
“Bapak duduk aja kini di atas kloset ini.., biar kini gantian saya yang aktif..”, kata Shinta pada tengah-tengah permainan mereka yang penuh nafsu. Supervisor itu pun menurut. Tanpa menunggu lagi, Shinta meraih btg kemaluan yg telah 2 kali lebih keras dan besar itu, buat segera dimasukkan ke liang kenikmatannya. Ia pun duduk naik turun pada atas batang kemaluan ajaib itu. Sementara ke 2 mata si supervisor terpejam-pejam merasakan kenikmatan surgawi itu. Kedua tangannya meremas-remas gunung kembar Shinta. “Ooh.., oh.., ohh..”, erang Shinta penuh kenikmatan.
Batang kemaluan itu begitu kuat, kokoh dan keras. Walau telah berkali-kali ditusukkan ke depan, belakang, maupun dari atas, belum jua memperlihatkan akan menyemburkan cairan putih kentalnya. Melihat itu, Shinta segera turun menurut pangkuan supervisor itu. Dengan penuh semangat ia meraih batang kemaluan itu buat segera dimasukkan ke mulutnya. Dijilatnya menggunakan lembut lalu dihisap & dipilin-pilin menggunakan lidahnya.. Ooh.., oh.., oohh.., kali ini ganti si supervisor yang mengerang karena mencicipi kenikmatan. Lima belas mnt lalu, paras si supervisor tampak menegang dan dia mencengkeram pundak Shinta dengan sangat erat.. Shinta menyadari apa yg akan terjadi.., tapi ia tidak menghiraukannya.., dia terus saja menghisap batang kemaluan ajaib itu.., & benar.., crot.., crot.., crott..! Semburan air mani masuk ke dalam verbal seksi Shinta tanpa mampu dihalangi lagi. Shinta pun menelan seluruh mani itu termasuk menjilat yg masih tersisa di btg kemaluan supervisor itu dengan lahapnya.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.