Aku menikah pada usia cukup muda, yakni 22 tahun. Aku tak sempat melanjutkan kuliah, karena aku pada usia tersebut telah dinikahkan olah orang tua, karena ayah memiliki hutang judi yg poly dengan seorang pria playboy “kampungan”. Aku menikah menggunakan oleh playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun dalam ketika saya dinikahinya. Setahun aku hidup sekasur dengan beliau, selama itu pula saya tidak pernah mencicipi apa yg dinamakan nikmat seksual. Padahal, istilah teman-sahabat, malam pertama malam yg aling indah. Sedangkan buat saya, malam pertama adalah malam neraka !!!. Ternyata, Burhan, suamiku itu mengidap penyakit diabetes (kadar gula darah yg tinggi), yang sangat parah, sampai mengganggu kejantanannya diatas ranjang. Selama 5 tahun kami menikah, selama itu pula aku digaulinya hanya dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja, selebihnya hanya keluhan-keluhan kekecewaan saja. Burhan sering merangsang dirinya menggunakan memutar film-film porno yg kami saksikan berdua sebelum melakukan aktifitas seksual.
Tapi apa yg terjadi ? Burhan tetap saja loyo, tidak mampu merangsang penisnya agar mampu ereksi, akan tetapi justru saya yang sangat amat terangsang, konyol sekali. Aku menerima pelajaran seksual berdasarkan film-film yg diputar Burhan. Aku sering berkhayal, saya disetubuhi pria jantan. Aku seringkali melakukan masturbasi ringan buat melampiaskan harapan seksualku, menggunakan aneka macam cara yg kudapat dari khayalan-khayalanku. Pada suatu hari, Burhan wajib terbaring di tempat tinggal sakit yang ditimbulkan oleh penyakitnya itu. Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS, aku semakin terasa kesepian selama itu jua. Pada suatu hari saya wajib pergi menebus obat di sebuah apotek akbar, dan harus antre usang. Selama antre aku jenuh sekali. Tiba-datang aku ingin keluar dari apotek itu & mencari suasana segar.
Aku pulang ke sebuah Mall & makan dan minum disebuah restauran. Disitu aku duduk sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya restauran itu, sebagai akibatnya saya mendapat loka yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang anak muda tampan minta ijin buat mampu duduk dihadapan aku . Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa. Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum. Singkat cerita, kami berkenalan, & ngobrol ngalor-ngidul, hingga suatu ketika, beliau membuka bukti diri dirinya. Dia masih bujang, orang tuanya tinggal pada luar negeri. Di Jakarta beliau tinggal beserta saudara termuda perempuannya yang masih pada bangku SMU. Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam ketika dialog itu, saya memberikan kartu namaku lengkap dengan angka teleponnya.
Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho sepertinya. Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelpo lalu. Sewaktu salaman, Ronald usang menggenggap jemariku seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi menggunakan sebuah senyum cantik penuh arti. Aku membalasnya, tidak kalah anggun senyumku. Kemudian kami berpisah buat kembali kekesibukan masing-masing. Dalam perjalanan pulang, saya kesasar sudah 3 kali. Sewaktu saya nyetir kendaraan beroda empat, pikiranku kok selalu ke anak belia itu ? Kenapa hanya buat jalan pergi ke tempat perumahanku saya nyasar kok ke Ciputat, kemudian kembali kok ke blok M lagi, lantas terus jalan sembari mengkhayal, eh…..Kok aku sudah dikawasan Thamrin.
Sial banget !!! Tapi Ok lho ?! Sudah satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, setiap hari saya merasa rindu menggunakan dia. Suamiku Burhan masih terbaring pada rumah sakit, akan tetapi kewajibanku mengurusi Burhan tak pernah absen. Aku memberanikan diri menelpon Ronald ke HP nya. Ku katakan bahwa aku kanget banget menggunakan beliau, demikian pula beliau, sama kangen juga menggunakan aku .
Kami janjian & ketemu ditempat dulu kami bertemu. Ronald mengajak aku jalan-jalan, saya menolak, takut ditinjau orang yg kenal menggunakan aku . Akhirnya kami setuju buat ngobrol di tempat yang kondusif & sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald membawa saya ke sebuah hotel berbintang. Kami pergi menggunakan mobilnya dia.
Sementara mobilku ku parkir pada Mall itu, demi keamanan privacy. Di hotel itu kami mendapat kamat pada lantai VII, sepi memang, akan tetapi suasananya damai, syahdu, dan romantis sekali. ” Kamu sering kemari ?” tanyaku, dia menggeleng & tersenyum. ” Baru kali ini Tante ” sambungnya. ” Jangan panggil aku tante terus dong ?! ” pintaku. Lagi-lagi beliau tersenyum. ” Baik Yulia ” pungkasnya. Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan pada depan ventilasi kamar hotel itu. Kami saling tatap, tidak sepatahpun ada kata-istilah yg keluar. Jantungku semakin berdebar keras, logikaku meninggal total, dan perasaanku semakin tidak karuan, bercampur antara senang , haru, nikmat, romantis, takut, ah…..Macam-macamlah!!!. Tiba-datang saja, entah karena apa, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat.
Ku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat saya dipeluknya. Kedua lenganku melingkar dipinggangnya. Kami masih diam diam. Tak usang lalu aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya. Aku membisu, isak tangisku semakin serius. ” kanapa ? ” tanyanya lagi. Ronals menghapus air mataku menggunakan lembutnya. ” Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi. Lagi-lagi saya membisu. Akhirnya saya menggeleng. Dia menuntunku ketempat tidur. Aku berbarin di bagian pinggir ranjang itu. Ronald duduk disebelahku sembari membelai-belai rambutku. Wah….Cita rasanya selangit banget !. Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat, lalu beliau mencium keningku.
Tampaknya dia sayang padaku. Ku kecup jua pipinya. Gairah sex ku semakin membara, maklum sekian tahun saya hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan saja apa yg dinamakan ” penis” semnatar belum pernah aku mencicipi nikmatnya. Ronald membuka kancing bajunya satu persatu. Kutarik tangannya buat memberi isyarat agat dia membuka kancing busananku satu persatu. Dia menurut. Semakin dia membuka kancing busanaku semakin terangsang saya. Dalam sekejap saya sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yg putih mulus, tidak henti-hentinya beliau memuji dan menggelengkan kepalanya pertanda kekagumannya. Lantas diapun dalam sekejap sudah sebagai bugil. Aduh……jantan sekali dia.
Penisnya akbar & ereksinya begitu keras tampaknya. Nafasku semakin tak beraturan lagi. Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya. Oh…..Nikmat & saya terangsang sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku. Aku tak kalah kreatif, ku pegang & ku elus-elus penisnya Ronald. Aku terbayang semua adegan yg pernah ku saksikan di film porno. Aku merunduk tanpa sadar, & menghisap penisnya Ronald. Masih kaku memang gayaku, akan tetapi lumayanlah buat pemula. Dia menggelaih setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, sekali waktu manarik-nariknya. Semakin terangsang aku . Basah tak karuan telah vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang meluap-luap.
Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah-tengah ranjang. Aku berbarimng & membuka selangkanganku, siap posisi, siap digempur. Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku, oh….Kok sakit, perih ?, aku diam saja, akan tetapi makin lama makin nikmat. Dia terus menggoyang-goyang, aku sekali waktu meladeninya. Hingga….Cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat pada pada vaginaku. Sebenarnya saya sama misalnya beliau, kayaknya ada yg keluar berdasarkan vaginaku, tapi saya telah duluan, bahkan telah dua kali saya keluar. Astaga, setelah kami bangkit menurut ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu.
Aku masih perawan !!! Ronald gundah, aku galau. Akhirnya aku teringat, & kujelaskan bahwa selama aku menikah, saya belum pernah disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing anggun. ” Jadi engkau masih perawan ?! ” Tanyanya heran. Aku menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali. Kami masih bugil, saling berangkulan, tubuh kami saling merapat. Aku mencium bibir nya, tanda sayangku jua. Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah….Bodo amat ! Aku jua galau ! Hampit satu hari kami di kamar hotel itu, telah tiga kali saya melakukan hubungan sex menggunakan anak belia ini.
Tidak seluruh gaya mampu ku praktekkan di kamar itu. Aku belum berpengalaman ! Tampaknya beliau jua begitu, selalu tidak tahan lama !! Tapi tidak mengecewakan buat pemula . Setelah istirahat makan, kami tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig dengan busana seadanya. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi. Membrsihkan tubuh. Ronald jua ikut mandi. Kami mandi beserta, trkadang saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda menggunakan mengelus-elus penisnya. Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, saya terangsang……dan…….Oh,….Kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih basah & penuh menggunakan sabun mandi. Oh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan pada keadaan bugil basah di kamar mandi.
Ronal relatif lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia malakukannya,. Sekarang beliau tampak tampak sedikit kerja keras. Dirangsangnya aku , diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya tepinya, dalamnya, dan oh….Saya menggeliat kenikmatan. Akupun tidak mau kalah bisnis, ku campurkan dan kocok-mixer penis Ronald yg telah tegang membesar itu, ku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan menggunakan kedua tetekku meniru adegan pada blue film VCD. Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald bisa memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku. Aneh sekali, aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka & kurasakan nikmat yg pada sekali. ” Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku. ” Sorry, enggak tahan….” Jawabnya.
Kutarik dia & kutuntun kontol ronal masuk ke memekku, kudekap beliau dalam-pada, kuciumi bibirnya, & kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja, tampak beliau relatif ngilu, akan tetapi tetap kugoyang, dan ah….Aku yg puas kali ini, sampai tak sadar aku mmencubit perutnya keras-keras dan aku setengah berteriak kenikmatan, terasaada sesuatu ang keluar pada vaginaku, saya sudah sampai titik puncak yang paling nikmat. Setelah terselesaikan mandi, berdandan, baru terasa alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali. Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin. Tak banyak istilah-kata yang kami bisa keluarkan. Kami diam, saling memeluk.
” Aku sayang engkau Yulia ” Terdenga suara Ronald 1/2 berbisik, seraya dia menatap wajahku pada-pada. Aku masih bisu, entah kenapa sanggup begitu. Diulanginya istilah-istilah itu hingga 3 kali. Aku masih diam. Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali. ” Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih. ” Sayang itu bisa tak pernah mati, akan tetapi cinta sifatnya mampu sementara ” Sambungku lagi. Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh & cengeng, kenapa saya mampu tunduk dan pasrah menggunakan anak muda ini ? Setelah puas menggunakan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, selesainya check out, kami menuju Blok M dan kai berpisah di pelataran parkir. Aku sempat mengecup pipinya, dia jua membalasnya menggunakan mencium tanganku. Ronald kembali kerumahnya, dan aku pergi menggunakan gejolak jiwa yg sangat amat berkecamuk tak karua. Rasa sedih, senang , puas, cinta, sayang & sebaginya & sebagainya. Ketika memasuki page rumahku, saya terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana. Astaga terdapat bendera kuning dipasang disana.
Aku mulai gugup, saat saya keluar berdasarkan kendaraan beroda empat, kudapati keluarga mas Burhan telah berkumpul, ada yang menangis. Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa. Aku sempat dicerca pihak keluarganya, istilah mereka saya sulit dihubungi. Karuan saja, HP ku dari sejak pada Hotel kumatikan sampai aku dirumah belum kuhidupkan. Kulihat mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur. Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku , meninggalkan semua kekayaannya yg melimpah ruah. Kini aku jadi janda kaya yg kesepian pada arti yang sebenarnya. Tiga hari lalu aku menghubungi Ronald via HP, yg menjawab seseorang perempuan menggunakan suara lembut.
Aku sempat panas, tapi aku berusaha tak cemburu. Aku mendapat penerangan dari perempuan itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald. Dan dijelaskan juga bahwa Ronald telah berangkat ke Amerika secara mendadak, lantaran dipanggil Papa Mamanya untuk urusan krusial. Kini aku telah kehilangan kontak menggunakan Ronald, sekaligus akan kehilangan beliau. Aku kehilangan 2 orang pria yang pernah mengisi hidupku. Sejak waktu itu sampai sekarang, aku selalu merindukan pria macho misalnya Ronald. Sudah 3 tahun aku tidak terdapat kontak lagi menggunakan Ronald, dan selama itu pula saya mengisi hidupku hanya buat shopping, jalan-jalan, nonton, ah…macam-macamlah. Yang paling konyol, saya menjadi pemburu anak-anak muda tampan.

Aku pulang ke sebuah Mall & makan dan minum disebuah restauran. Disitu aku duduk sendiri disebuah pojok. Karena begitu ramainya restauran itu, sebagai akibatnya saya mendapat loka yang belakang dan pojok. Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang anak muda tampan minta ijin buat mampu duduk dihadapan aku . Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa. Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum. Singkat cerita, kami berkenalan, & ngobrol ngalor-ngidul, hingga suatu ketika, beliau membuka bukti diri dirinya. Dia masih bujang, orang tuanya tinggal pada luar negeri. Di Jakarta beliau tinggal beserta saudara termuda perempuannya yang masih pada bangku SMU. Hampir satu jam kami ngobrol. Dalam ketika dialog itu, saya memberikan kartu namaku lengkap dengan angka teleponnya.
Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho sepertinya. Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelpo lalu. Sewaktu salaman, Ronald usang menggenggap jemariku seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi menggunakan sebuah senyum cantik penuh arti. Aku membalasnya, tidak kalah anggun senyumku. Kemudian kami berpisah buat kembali kekesibukan masing-masing. Dalam perjalanan pulang, saya kesasar sudah 3 kali. Sewaktu saya nyetir kendaraan beroda empat, pikiranku kok selalu ke anak belia itu ? Kenapa hanya buat jalan pergi ke tempat perumahanku saya nyasar kok ke Ciputat, kemudian kembali kok ke blok M lagi, lantas terus jalan sembari mengkhayal, eh…..Kok aku sudah dikawasan Thamrin.

Sial banget !!! Tapi Ok lho ?! Sudah satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, setiap hari saya merasa rindu menggunakan dia. Suamiku Burhan masih terbaring pada rumah sakit, akan tetapi kewajibanku mengurusi Burhan tak pernah absen. Aku memberanikan diri menelpon Ronald ke HP nya. Ku katakan bahwa aku kanget banget menggunakan beliau, demikian pula beliau, sama kangen juga menggunakan aku .
Kami janjian & ketemu ditempat dulu kami bertemu. Ronald mengajak aku jalan-jalan, saya menolak, takut ditinjau orang yg kenal menggunakan aku . Akhirnya kami setuju buat ngobrol di tempat yang kondusif & sepi, yaitu; ” Hotel”. Ronald membawa saya ke sebuah hotel berbintang. Kami pergi menggunakan mobilnya dia.
Sementara mobilku ku parkir pada Mall itu, demi keamanan privacy. Di hotel itu kami mendapat kamat pada lantai VII, sepi memang, akan tetapi suasananya damai, syahdu, dan romantis sekali. ” Kamu sering kemari ?” tanyaku, dia menggeleng & tersenyum. ” Baru kali ini Tante ” sambungnya. ” Jangan panggil aku tante terus dong ?! ” pintaku. Lagi-lagi beliau tersenyum. ” Baik Yulia ” pungkasnya. Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan pada depan ventilasi kamar hotel itu. Kami saling tatap, tidak sepatahpun ada kata-istilah yg keluar. Jantungku semakin berdebar keras, logikaku meninggal total, dan perasaanku semakin tidak karuan, bercampur antara senang , haru, nikmat, romantis, takut, ah…..Macam-macamlah!!!. Tiba-datang saja, entah karena apa, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat.
Ku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat saya dipeluknya. Kedua lenganku melingkar dipinggangnya. Kami masih diam diam. Tak usang lalu aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya. ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya. Aku membisu, isak tangisku semakin serius. ” kanapa ? ” tanyanya lagi. Ronals menghapus air mataku menggunakan lembutnya. ” Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi. Lagi-lagi saya membisu. Akhirnya saya menggeleng. Dia menuntunku ketempat tidur. Aku berbarin di bagian pinggir ranjang itu. Ronald duduk disebelahku sembari membelai-belai rambutku. Wah….Cita rasanya selangit banget !. Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja. Aku memeluknya erat-erat, lalu beliau mencium keningku.
Tampaknya dia sayang padaku. Ku kecup jua pipinya. Gairah sex ku semakin membara, maklum sekian tahun saya hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan saja apa yg dinamakan ” penis” semnatar belum pernah aku mencicipi nikmatnya. Ronald membuka kancing bajunya satu persatu. Kutarik tangannya buat memberi isyarat agat dia membuka kancing busananku satu persatu. Dia menurut. Semakin dia membuka kancing busanaku semakin terangsang saya. Dalam sekejap saya sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yg putih mulus, tidak henti-hentinya beliau memuji dan menggelengkan kepalanya pertanda kekagumannya. Lantas diapun dalam sekejap sudah sebagai bugil. Aduh……jantan sekali dia.
Penisnya akbar & ereksinya begitu keras tampaknya. Nafasku semakin tak beraturan lagi. Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya. Oh…..Nikmat & saya terangsang sekali. Dia menciumi bagian dadaku, leherku. Aku tak kalah kreatif, ku pegang & ku elus-elus penisnya Ronald. Aku terbayang semua adegan yg pernah ku saksikan di film porno. Aku merunduk tanpa sadar, & menghisap penisnya Ronald. Masih kaku memang gayaku, akan tetapi lumayanlah buat pemula. Dia menggelaih setiap kujilati kepala penisnya. Jari jemari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, sekali waktu manarik-nariknya. Semakin terangsang aku . Basah tak karuan telah vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang meluap-luap.
Aku lupa segalanya. Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah-tengah ranjang. Aku berbarimng & membuka selangkanganku, siap posisi, siap digempur. Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku, oh….Kok sakit, perih ?, aku diam saja, akan tetapi makin lama makin nikmat. Dia terus menggoyang-goyang, aku sekali waktu meladeninya. Hingga….Cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat pada pada vaginaku. Sebenarnya saya sama misalnya beliau, kayaknya ada yg keluar berdasarkan vaginaku, tapi saya telah duluan, bahkan telah dua kali saya keluar. Astaga, setelah kami bangkit menurut ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu.
Aku masih perawan !!! Ronald gundah, aku galau. Akhirnya aku teringat, & kujelaskan bahwa selama aku menikah, saya belum pernah disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing anggun. ” Jadi engkau masih perawan ?! ” Tanyanya heran. Aku menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali. Kami masih bugil, saling berangkulan, tubuh kami saling merapat. Aku mencium bibir nya, tanda sayangku jua. Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah….Bodo amat ! Aku jua galau ! Hampit satu hari kami di kamar hotel itu, telah tiga kali saya melakukan hubungan sex menggunakan anak belia ini.
Tidak seluruh gaya mampu ku praktekkan di kamar itu. Aku belum berpengalaman ! Tampaknya beliau jua begitu, selalu tidak tahan lama !! Tapi tidak mengecewakan buat pemula . Setelah istirahat makan, kami tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig dengan busana seadanya. Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi. Membrsihkan tubuh. Ronald jua ikut mandi. Kami mandi beserta, trkadang saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda menggunakan mengelus-elus penisnya. Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, saya terangsang……dan…….Oh,….Kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri. Tubuh kami masih basah & penuh menggunakan sabun mandi. Oh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan pada keadaan bugil basah di kamar mandi.
Ronal relatif lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia malakukannya,. Sekarang beliau tampak tampak sedikit kerja keras. Dirangsangnya aku , diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya tepinya, dalamnya, dan oh….Saya menggeliat kenikmatan. Akupun tidak mau kalah bisnis, ku campurkan dan kocok-mixer penis Ronald yg telah tegang membesar itu, ku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan menggunakan kedua tetekku meniru adegan pada blue film VCD. Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald bisa memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku. Aneh sekali, aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka & kurasakan nikmat yg pada sekali. ” Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku. ” Sorry, enggak tahan….” Jawabnya.
Kutarik dia & kutuntun kontol ronal masuk ke memekku, kudekap beliau dalam-pada, kuciumi bibirnya, & kugoyang-goyang pinggulku sejadinya. Ronald diam saja, tampak beliau relatif ngilu, akan tetapi tetap kugoyang, dan ah….Aku yg puas kali ini, sampai tak sadar aku mmencubit perutnya keras-keras dan aku setengah berteriak kenikmatan, terasaada sesuatu ang keluar pada vaginaku, saya sudah sampai titik puncak yang paling nikmat. Setelah terselesaikan mandi, berdandan, baru terasa alat vitalku perih. Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali. Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin. Tak banyak istilah-kata yang kami bisa keluarkan. Kami diam, saling memeluk.
” Aku sayang engkau Yulia ” Terdenga suara Ronald 1/2 berbisik, seraya dia menatap wajahku pada-pada. Aku masih bisu, entah kenapa sanggup begitu. Diulanginya istilah-istilah itu hingga 3 kali. Aku masih diam. Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali. ” Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih. ” Sayang itu bisa tak pernah mati, akan tetapi cinta sifatnya mampu sementara ” Sambungku lagi. Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya. Aku tampak bodoh & cengeng, kenapa saya mampu tunduk dan pasrah menggunakan anak muda ini ? Setelah puas menggunakan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, selesainya check out, kami menuju Blok M dan kai berpisah di pelataran parkir. Aku sempat mengecup pipinya, dia jua membalasnya menggunakan mencium tanganku. Ronald kembali kerumahnya, dan aku pergi menggunakan gejolak jiwa yg sangat amat berkecamuk tak karua. Rasa sedih, senang , puas, cinta, sayang & sebaginya & sebagainya. Ketika memasuki page rumahku, saya terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana. Astaga terdapat bendera kuning dipasang disana.
Aku mulai gugup, saat saya keluar berdasarkan kendaraan beroda empat, kudapati keluarga mas Burhan telah berkumpul, ada yang menangis. Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa. Aku sempat dicerca pihak keluarganya, istilah mereka saya sulit dihubungi. Karuan saja, HP ku dari sejak pada Hotel kumatikan sampai aku dirumah belum kuhidupkan. Kulihat mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur. Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku , meninggalkan semua kekayaannya yg melimpah ruah. Kini aku jadi janda kaya yg kesepian pada arti yang sebenarnya. Tiga hari lalu aku menghubungi Ronald via HP, yg menjawab seseorang perempuan menggunakan suara lembut.
Aku sempat panas, tapi aku berusaha tak cemburu. Aku mendapat penerangan dari perempuan itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald. Dan dijelaskan juga bahwa Ronald telah berangkat ke Amerika secara mendadak, lantaran dipanggil Papa Mamanya untuk urusan krusial. Kini aku telah kehilangan kontak menggunakan Ronald, sekaligus akan kehilangan beliau. Aku kehilangan 2 orang pria yang pernah mengisi hidupku. Sejak waktu itu sampai sekarang, aku selalu merindukan pria macho misalnya Ronald. Sudah 3 tahun aku tidak terdapat kontak lagi menggunakan Ronald, dan selama itu pula saya mengisi hidupku hanya buat shopping, jalan-jalan, nonton, ah…macam-macamlah. Yang paling konyol, saya menjadi pemburu anak-anak muda tampan.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.