Waktu sudah membuktikan jam 19.15 saat Suny & Risa pulang menghabiskan hari berdasarkan sebuah mall di sebuah kota mini di Cirebon, kota tempat mereka menuntut ilmu dalam sebuah Perguruan tinggi swasta terkemuka. Saat itu kampus mereka sedang liburan semester yg tidak mengecewakan usang, sehingga poly di antara teman-sahabat mereka yang menentukan pulang kampung, namun bagi Suny & Risa lebih memilih buat tetap tinggal pada kota Cirebon lantaran nir poly yang dapat mereka kerjakan buat mengisi saat liburan di Jakarta kota asal mereka. Sampai di tempat kost mereka kira-kira jam 10 malam. Saat itu daerah pada sekitarnya telah sepi begitupula di dalam kost-kostan lantaran semua penghuninya pergi ke kampung atau kota berasal mereka masing-masing buat memanfatkan waktu liburan kuliah mereka, dan kini tinggallah mereka berdua saja yg masih bertahan pada dalam areal kost yang luas dan akbar itu. Walau usia mereka terpaut jauh, mereka berdua sangatlah akrab karena selain mereka tinggal sekamar dan berasal berdasarkan Jakarta, di kampus mereka juga satu fakultas.


Suny ketika ini berusia dualima tahun, ad interim Risa baru berusia sembilan belas tahun. Keduanya mempunyai wajah yg anggun, Suny dengan bentuk badan yg ukuran sedang nampak anggun dengan penampilan kesehariannya, sedangkan Risa mempunyai tubuh yang kecil dan paras yang imut-imut. Banyak laki-laki yg tertarik kepada mereka berdua, lantaran bukan saja mereka manis & pintar, namun mereka juga pandai dalam berteman & ringan tangan. Akan namun menggunakan halus pula mereka menolak aneka macam ajakan yg ingin berakibat mereka sebagai kekasih atau pacar berdasarkan para laki-laki yang mendekati mereka. Suny saat ini lebih memilih berkonsentrasi buat menghadapi sidang skripsinya, sedang Risa yg baru menamatkan tahun pertamanya di kampus tersebut lebih menentukan untuk aktif di organisasi kampus dari dalam pacaran atau berhura-hura. Sesampainya pada kost, Suny langsung menuju ke kamar kost & membuka pintu, sedangkan Risa mampir dulu ke kamar mandi yang terletak agak jauh menurut kamar kost mereka. Setelah membuka kamar, Suny begitu terkejut ketika dilihatnya kamar mereka sudah berantakan seperti habis ada pencuri. Belum lagi sempat mengusut segalanya, tiba-datang ketua Suny telah dipukul berdasarkan belakang sampai kelenger.
Suny nir memahami apa-apa sampai tubuhnya digoncang-goncang seseorang sampai tersadar dan menemukan dirinya sudah dalam keadaan terikat pada kursi loka beliau duduk buat belajar dan mulutnya disumpal kain, sehingga nir bisa bersuara. Belum lagi usang beliau siuman, matanya terbelalak saat melihat pemandangan pada sekitarnya, dia melihat dua laki-laki di depannya. Yang memerintahkannya bangun, orangnya berbadan tinggi akbar dan kepalanya berambut gondrong dia hanya mengenakan celana jeans kumal, badannya telanjang penuh dengan tatto. Dan satu orang lagi jua berbadan relatif gemuk, berambut rambang-acakan pula hanya mengenakan celana jeans. Wajah mereka khas, usia mereka lebih kurang 38 tahunan. Sementara kamar kost mereka dalam keadaan tertutup kedap, jendela pun yg tadinya agak sedikit terbuka kini sudah tertutup kedap. Tidak beberapa lama kemudian mata Suny kembali terbelalak & ingin menjerit, karena kedua orang itu ternyata dikenalnya. Yang membangunkan beliau bernama Ardi dan satu lagi bernama Danu atau seringkali dipangil Doni. Mereka berdua adalah sahabat menurut Donce pemilik kost yang tak jarang nongkrong di tempat itu, pekerjaan mereka tidak jelas.
Memang beberapa saat yang lalu Suny dan Risa dikenalkan oleh Donce pada Ardi & Doni. Lantaran menggunakan 1/2 memaksa Donce, Ardi dan Doni ingin dikenalkan dengan Suny & Risa yang ketika itu baru pulang berdasarkan kampus. Rupanya mereka berdua tertarik menggunakan kecantikan Suny dan Risa. Akan namun rupanya cinta mereka bertepuk sebelah tangan, Suny & Risa lebih seringkali menghindar buat bertemu menggunakan Ardi & Doni. Dan yg menciptakan hati Suny menjerit & panas merupakan begitu sadar sepenuhnya & mengetahui Ardi sedang duduk pada pinggir ranjang mereka sambil memangku Risa yg waktu itu telah tinggal menggunakan pembungkus payudara (BH/Kutang) dan celana dalamnya (CD) saja yg berwarna putih.

Suny nir memahami apa-apa sampai tubuhnya digoncang-goncang seseorang sampai tersadar dan menemukan dirinya sudah dalam keadaan terikat pada kursi loka beliau duduk buat belajar dan mulutnya disumpal kain, sehingga nir bisa bersuara. Belum lagi usang beliau siuman, matanya terbelalak saat melihat pemandangan pada sekitarnya, dia melihat dua laki-laki di depannya. Yang memerintahkannya bangun, orangnya berbadan tinggi akbar dan kepalanya berambut gondrong dia hanya mengenakan celana jeans kumal, badannya telanjang penuh dengan tatto. Dan satu orang lagi jua berbadan relatif gemuk, berambut rambang-acakan pula hanya mengenakan celana jeans. Wajah mereka khas, usia mereka lebih kurang 38 tahunan. Sementara kamar kost mereka dalam keadaan tertutup kedap, jendela pun yg tadinya agak sedikit terbuka kini sudah tertutup kedap. Tidak beberapa lama kemudian mata Suny kembali terbelalak & ingin menjerit, karena kedua orang itu ternyata dikenalnya. Yang membangunkan beliau bernama Ardi dan satu lagi bernama Danu atau seringkali dipangil Doni. Mereka berdua adalah sahabat menurut Donce pemilik kost yang tak jarang nongkrong di tempat itu, pekerjaan mereka tidak jelas.
Memang beberapa saat yang lalu Suny dan Risa dikenalkan oleh Donce pada Ardi & Doni. Lantaran menggunakan 1/2 memaksa Donce, Ardi dan Doni ingin dikenalkan dengan Suny & Risa yang ketika itu baru pulang berdasarkan kampus. Rupanya mereka berdua tertarik menggunakan kecantikan Suny dan Risa. Akan namun rupanya cinta mereka bertepuk sebelah tangan, Suny & Risa lebih seringkali menghindar buat bertemu menggunakan Ardi & Doni. Dan yg menciptakan hati Suny menjerit & panas merupakan begitu sadar sepenuhnya & mengetahui Ardi sedang duduk pada pinggir ranjang mereka sambil memangku Risa yg waktu itu telah tinggal menggunakan pembungkus payudara (BH/Kutang) dan celana dalamnya (CD) saja yg berwarna putih.


Risa sembari menangis memohon-mohon minta dilepaskan, air matanya sudah membasahi wajahnya yang anggun itu. Tapi si Ardi yg badannya jauh lebih besar itu nir menghiraukannya, beliau mulai meremas-remas payudara Risa yg baru sekepalan tangan orang dewasa itu yang masih terbungkus pembungkus payudara itu, lalu menjilati leher Risa. “Diam, jangan macam-macam atau kupatahkan lehermu, nurut saja kalau mau selamat..”! Setelah itu dilumatnya dengan rakus bibir indah Risa dengan bibirnya, Hmp.., cup.., cup.., begitulah bunyinya saat ke 2 bibir mereka beradu. Air liur pun sampai menetes-netes keluar, rupanya pengecap Ardi bermain di pada rongga verbal Risa. Sementara itu Doni yang berada pada samping Suny berkata kepada Suny.
“Hei, loe telah bangun ya, sahabat loe ini boleh juga, gw pake dia dulu ya, baru setelah itu giliran loe, nah kini loe perhatikan gw baik-baik kalo sampe loe nanti engga sanggup muasin nafsu gw, mampus deh loe..”! Sembari mengelus-elus ketua Suny. Suny mau berontak tapi tidak dapat berbuat apa-apa, Suny pun mulai pucat. Lalu Ardi yg masih memangku Risa menyudahi serbuan bibirnya dan mengungkapkan, Ok Sayang, ini waktunya pesta, yuk kita bersenang-bahagia! Dia memerintahkan Risa berlutut di depannya dan memerintahkannya membukakan celana jeans kumalnya, lalu mengulum batang Kontol-nya. Sambil menangis Suny memohon belas kasih, “J.. Ja.. Angan.. Tolong jangan perkosa saya, ambil saja seluruh barang pada sini”! Belum terselesaikan berkata, tiba-tiba, Pllaakk!!!
“Masukkan ke dalam verbal loe, hisap atau gw bunuh loe..”! Si Ardi menampar pipinya & menjambak rambutnya. Dengan terpaksa Risa dibuat berlutut di depannya,
Terpaksa menggunakan putus harapan dan paras yg pucat dan gemetar, Risa membuka celana Ardi & begitu beliau menurunkan celana pada Ardi tampaklah Kontol Ardi yg telah mengembang & menegang. Tanpa membuang saat Ardi segera memasukkan kemaluannya itu ke verbal Risa yg mungil itu. Btg Kontol-nya nir bisa sepenuhnya masuk lantaran terlalu akbar, menggunakan kasar dia memaju-mundurkan ketua Risa. “Hhmpp.., emphh.. Mpphh..”! Begitulah suara Risa saat mulutnya dijejali menggunakan Kontol Ardi.
Doni pula tidak tinggal diam, rupanya nafsu sudah memenuhi otaknya, sesudah beliau melepas celana jeansnya beliau berdiri pada samping Risa, memerintahkan Risa mengocokkan batang Kontol-nya yg juga sudah membesar menggunakan tangan. Kontol Doni nir sebanyak temannya, tapi diameternya relatif lebar sesuai dengan tubuhnya. Sekarang Risa dalam posisi berlutut menggunakan ekspresi dijejali Kontol Ardi dan tangan kanannya mengocok Kontol Doni.
“Emmhh.. Benar-sahih enak emutan gadis anggun ini, lain berdasarkan yang lain..”! Istilah Ardi.
“Iya, kocokannya jua enak banget, tangannya halus nih..”! Timpal Doni.
Beberapa lama lalu nampak tubuh Ardi menegang, seluruh badannya mengejang, &
“A.. Akh….. Aaaahhhhhhhhhh…”!!! Ardi akhirnya menyemprotkan pejunya pada verbal Risa.
Cairan putih kental memenuhi ekspresi Risa menetes di pinggir bibirnya seperti poly diliah di video bokep, dan Risa terpaksa meminum semuanya lantaran takut ancaman mereka & juga kuatnya pegangan tangan Ardi di kepalanya. Setelah itu mereka melepas pembungkus payudara & CD Risa, sehingga beliau sahih-benar telanjang bulat kini , tampaklah payudara dan bulu-bulu kemaluannya yang masih halus dan jarang.
Waw cantik sekali anjing ini. Ujar Doni sambil memandangi tubuh bagian dada & bawah Risa yg sedang terisak-isak ketakutan. Kali ini Doni duduk pada pinggir ranjang & memerintahkan Risa berjongkok di depannya sembari terus memijati & mengocok Kontol menggunakan tangannya. Risa terpaksa menuruti kemauan Doni itu sambil sesekali dipaksa buat menjilati ujung batang Kontol-nya, sehingga Doni mendengus keenakan. Sementara itu si Ardi mengambil posisi berbaring pada bawah kemaluan Risa dan menjilati liang vaginanya sambil sesekali menusuk-nusukkan jarinya ke liang Memek nikmat itu. Seketika itu Risa kaget
“Ehhgh.., iihh.. Iih.. Eggmhh..”! Risa pun merintih-rintih jadinya, badannya menggeliat-geliat akibat tusukan jari-jari dan jilatan lidah Ardi pada memek perawan Risa.
“Ayo Bitch!!.., mixer terus barang gw..”! Bentak Doni sambil menampar ketua Risa.
Kembali Risa mengocok kemaluan Doni sembari badannya terus meliak-liuk karena kemalunnya mendapat agresi menurut tangan dan lidah Ardi. Dari bibirnya pun terus terdengar suaranya merintih-tintih. Sekitar 10 mnt dikocok, Doni memuncratkan Pejuh-nya dan membasahi paras serta rongga verbal Risa. Kali ini Risa telah nir tahan menggunakan rasa cairan itu, sebagai akibatnya dia memuntahkannya. Melihat itu Doni jadi gusar, dia lalu menjambak rambut Risa & menampar pipinya sampai dia jatuh ke ranjang.
“Hei, loe telah bangun ya, sahabat loe ini boleh juga, gw pake dia dulu ya, baru setelah itu giliran loe, nah kini loe perhatikan gw baik-baik kalo sampe loe nanti engga sanggup muasin nafsu gw, mampus deh loe..”! Sembari mengelus-elus ketua Suny. Suny mau berontak tapi tidak dapat berbuat apa-apa, Suny pun mulai pucat. Lalu Ardi yg masih memangku Risa menyudahi serbuan bibirnya dan mengungkapkan, Ok Sayang, ini waktunya pesta, yuk kita bersenang-bahagia! Dia memerintahkan Risa berlutut di depannya dan memerintahkannya membukakan celana jeans kumalnya, lalu mengulum batang Kontol-nya. Sambil menangis Suny memohon belas kasih, “J.. Ja.. Angan.. Tolong jangan perkosa saya, ambil saja seluruh barang pada sini”! Belum terselesaikan berkata, tiba-tiba, Pllaakk!!!
“Masukkan ke dalam verbal loe, hisap atau gw bunuh loe..”! Si Ardi menampar pipinya & menjambak rambutnya. Dengan terpaksa Risa dibuat berlutut di depannya,
Terpaksa menggunakan putus harapan dan paras yg pucat dan gemetar, Risa membuka celana Ardi & begitu beliau menurunkan celana pada Ardi tampaklah Kontol Ardi yg telah mengembang & menegang. Tanpa membuang saat Ardi segera memasukkan kemaluannya itu ke verbal Risa yg mungil itu. Btg Kontol-nya nir bisa sepenuhnya masuk lantaran terlalu akbar, menggunakan kasar dia memaju-mundurkan ketua Risa. “Hhmpp.., emphh.. Mpphh..”! Begitulah suara Risa saat mulutnya dijejali menggunakan Kontol Ardi.
Doni pula tidak tinggal diam, rupanya nafsu sudah memenuhi otaknya, sesudah beliau melepas celana jeansnya beliau berdiri pada samping Risa, memerintahkan Risa mengocokkan batang Kontol-nya yg juga sudah membesar menggunakan tangan. Kontol Doni nir sebanyak temannya, tapi diameternya relatif lebar sesuai dengan tubuhnya. Sekarang Risa dalam posisi berlutut menggunakan ekspresi dijejali Kontol Ardi dan tangan kanannya mengocok Kontol Doni.
“Emmhh.. Benar-sahih enak emutan gadis anggun ini, lain berdasarkan yang lain..”! Istilah Ardi.
“Iya, kocokannya jua enak banget, tangannya halus nih..”! Timpal Doni.
Beberapa lama lalu nampak tubuh Ardi menegang, seluruh badannya mengejang, &
“A.. Akh….. Aaaahhhhhhhhhh…”!!! Ardi akhirnya menyemprotkan pejunya pada verbal Risa.
Cairan putih kental memenuhi ekspresi Risa menetes di pinggir bibirnya seperti poly diliah di video bokep, dan Risa terpaksa meminum semuanya lantaran takut ancaman mereka & juga kuatnya pegangan tangan Ardi di kepalanya. Setelah itu mereka melepas pembungkus payudara & CD Risa, sehingga beliau sahih-benar telanjang bulat kini , tampaklah payudara dan bulu-bulu kemaluannya yang masih halus dan jarang.
Waw cantik sekali anjing ini. Ujar Doni sambil memandangi tubuh bagian dada & bawah Risa yg sedang terisak-isak ketakutan. Kali ini Doni duduk pada pinggir ranjang & memerintahkan Risa berjongkok di depannya sembari terus memijati & mengocok Kontol menggunakan tangannya. Risa terpaksa menuruti kemauan Doni itu sambil sesekali dipaksa buat menjilati ujung batang Kontol-nya, sehingga Doni mendengus keenakan. Sementara itu si Ardi mengambil posisi berbaring pada bawah kemaluan Risa dan menjilati liang vaginanya sambil sesekali menusuk-nusukkan jarinya ke liang Memek nikmat itu. Seketika itu Risa kaget
“Ehhgh.., iihh.. Iih.. Eggmhh..”! Risa pun merintih-rintih jadinya, badannya menggeliat-geliat akibat tusukan jari-jari dan jilatan lidah Ardi pada memek perawan Risa.
“Ayo Bitch!!.., mixer terus barang gw..”! Bentak Doni sambil menampar ketua Risa.
Kembali Risa mengocok kemaluan Doni sembari badannya terus meliak-liuk karena kemalunnya mendapat agresi menurut tangan dan lidah Ardi. Dari bibirnya pun terus terdengar suaranya merintih-tintih. Sekitar 10 mnt dikocok, Doni memuncratkan Pejuh-nya dan membasahi paras serta rongga verbal Risa. Kali ini Risa telah nir tahan menggunakan rasa cairan itu, sebagai akibatnya dia memuntahkannya. Melihat itu Doni jadi gusar, dia lalu menjambak rambut Risa & menampar pipinya sampai dia jatuh ke ranjang.

“Pelacur an***g..! Kurang ajar, berani-beraninya membuang air pejuh ku. Kalo sekali lagi begitu, kurontokkan gigi loe, dengar itu..”! Bentaknya.
Ardi pun terpaksa menyudahi aktifitasnya dan ikut-ikutan menampar Risa.
“Goblok..! Gw lagi asyik nikmatin memek loe. Loe jangan macem-macem ya..”! Bentak Ardi.
Risa hanya dapat menangis memegangi pipinya yg merah dampak 2 kali tamparan itu. Nampak kemarahan Suny bangkit lantaran sahabat dekatnya diperlakukan begitu. Suny meronta-ronta di kursinya, akan tetapi ikatannya terlalu kencang sehingga hanya bisa membuat kursi itu bergoyang-goyang. Melihat reaksi Suny si Ardi berkata..
“Kenapa? Loe nir terima ya pacar loe gw pinjam, tapi sayang kini loe nggak sanggup ngapa-ngapain, jadi jangan macem-macem ya, ha.. Ha.. Ha..! Abis ini giliran loe yg gw entot..! Hahaha..”!
Mereka balik menggerayangi tubuh Risa, kali ini Ardi merentangkan tubuh Risa di tempat tidur & membuka lebar kedua pahanya, & segera mulai memasukkan btg kejantanannya ke liang Memek nikmat Risa.
“Ja.. Jaa.. Jangan. Aduh.., tto.. Long.., Mbak Suny. Ampun Bang..”! Pinta Risa sembari mencoba berontak tapi menggunakan sigapnya Doni membantu Ardi dengan memegangi kedua tangan Risa.
Kontol yg ukurannya besar itu dimasukkannya menggunakan paksa ke liang Memek nikmat Risa yang masih sempit, sehingga menurut wajah Risa terlihat dia menunda sakit yang amat sangat, tangisannya pun semakin keras. Setelah hampir semua batang Kontol-nya terbenam pada pada liang Memek nikmat Risa, Ardi mulai memaju-mundurkan pantatnya, mulai menggunakan irama pelan hingga menggunakan cepat. Keringat pun dengan deras membasahi kedua tubuh itu. Beberapa saat lalu dari sela-sela kemaluan Risa mengucur darah segar bercampur dengan cairan bening hingga warnanya berubah menjadi merah muda meleleh membasahi paha Risa.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.